Tuesday, January 21, 2014

Apa ada yang salah dengan ku ...?

Terima kasih telah meluangkan waktu untuk menyimak dan memberikan solusi yang terbaik. Saya pernah pedekate beberapa kali tetapi pada ujungnya tidak sampai pacaran, di dalam pedekate tersebut saya terlalu memakai perasaan saya dan terkadang saya terlalu sayang sama cewek tersebut, saya begitu flexibelnya bisa mengikuti apa yang dia mau,mengerti dia,dan berusaha bersikap baik ma dia tetapi ujungnya pernah saya merasa dipermainkan cewek,dan beberapa kali saya pedekate saya bingung kenapa pada saat berjalan beberapa bulan si cewek kehilangan feel sama saya padahal saya sudah berusaha sebaik mungkin untuk menjadi sosok idaman yang didambakan,seperti mengerti dia pada jam2 sibuk,tidak lekas marah saat dia marah,memberi perhatian..tetapi kisah saya dalam percintaan selalu tidak mulus dan berakhir dalam kegagalan.sampai saya sempat bertanya,salah saya apa ya. dan setiap kisah cinta itu berakhir saya seperti depresi layaknya patah hati dan itupun butuh proses yang sangat lama untk bisa move on. saya iri kepada teman saya karena dia cepat sekali move on setelah diputus ceweknya sedangkan saya butuh waktu.saya jadi takut untuk membuka hati lagi karena efeknya begitu menyakitkan ketika saya ditinggalkan ataupun dia berubah sikapnya…setiap dia berubah sikapnya saya jadi sensitif dan terkadang dlm hati saya bilang”apa dia udah ga ada feel sama saya ya??ndak2 mgkn dia lg sibuk atau memang sikap aslinya spt itu”.. itu juga kadang perubahan sekecil apapun cewek yang saya pedekate,entah itu jadi cuek atau gaya chatnya singkat2,saya menjadi gelisah….. apa saya terkena sakit psikis ya,juga apakah karna ada faktor kesalahan saya sampai berkali2 gagal tidak sampai pacaran ataupun mempertahankan ketertarikan. mohon Bapak memberi pencerahan agar saya bisa memulai trobosan..terima kasih banyak..
Pegawai Swasta (26)

Halo, terimakasih telah mengontak kami,
Hampir kebanyakan orang ketika sedang jatuh cinta, lebih banyak mengembangkan perasaan-perasaannya daripada berpikir logis, padahal cinta diperlukan pemikiran logis, artinya ketika jatuh cinta, bukanlah diawali oleh perasaan suka semata melainkan pelbagai pertimbangan dan pemikiran logis yang disusun dengan beberapa kemungkinan dan peluang. Hal ini sering kita temui pada beberapa orang yang mengalami kegagalan dalam cintanya atau bertepuk tangan sebelah.
Hal ini juga bukan berarti mempersulit akan definisi cinta itu tersendiri, cukup simple, pakar relationship, Dr. Johnson pernah menulis; cinta pada hakikatnya adalah cinta pasangan yang disertai dengan pemenuhan kebutuhan dikedua belah pihak secara seimbang. Ini berarti bahwa, setiap pasangan mempunyai kewajiban untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan psikis pasangan secara timbal balik dengan tanpa syarat apa pun. Kebutuhan-kebutuhan itu dapat berupa; kasih sayang, mendengarkan-didengarkan, perhatian, pengertian dan pengorbanan lainnya.
Seperti kasus yang diceritakan, Anda sendirilah yang secara terus-menerus menumbuhkan perasaan-perasaan cinta itu kepada seseorang yang Anda sukai, sementara kebutuhan-kebutuhan Anda tidak terpenuhi, tidak hanya itu, pasangan Anda pun merasakan ketimpangan hubungan ini karena tidak adanya keseimbangan kebutuhan psikis yang saling mengikat -saling membutuhkan, pasangan Anda hanya menganggap Anda adalah teman terbaik  saja, tidak lebih. Kelanjutannya mudah ditebak, Anda akan merasa dipermainkan oleh wanita.
Sementara pengorbanan Anda adalah mendapat pamrih untuk dapat dicintai merupakan hal yang tidak tepat, ini bisa menyebabkan perilaku-perilaku Anda terkesan tidak alami, tidak spontan, bahkan tidak menarik samasekali sebagai “alur” yang sedang terbentuk sebagai benih-benih cinta dikemudian hari. Wanita lebih menyukai sebuah drama percintaan yang panjang dan berbelit-belit dibandingkan sebuah cerita satu babak.
Biarkan rasa cinta itu tumbuh dengan sendirinya, tentunya perasaan-perasaan itu terbentuk dari perilaku dan kesan yang ditangkap dari hubungan keseharian antara pasangan cinta Anda, bukan ditumbuhkan sendiri dengan perasaan-perasaan berbunga dari dalam diri sendiri. Inilah yang disebut dengan cinta yang logis, dimana “bukti-bukti” itu dapat menjadi benih cinta yang sesuai dengan fakta dan situasi hubungan Anda berdua.
Komunikasi dua arah merupakan hal yang penting untuk saling mengenal, mengerti dan memahami perasaan-perasaan dikedua belah pihak yang sulit untuk diungkapkan dengan perilaku. Mendengarkan dan juga didengarkan merupakan bagian penting dari komunikasi yang perlu dibangun dalam meningkatkan kualitas relationship pasangan.
Demikian, semoga dapat membantu

No comments :

Post a Comment